Entah mengapa mimpi ini terus berlanjut, seperti seakan-akan begitu nyata. Seperti akan terjadi sesuatu, entah apa itu.
Mimpi ini selalu bermula di suatu tempat, seperti tempat yang tak asing bagi diriku, yaa ini rumah ku. Entah menapa tiba-tiba setelah kepulangan kami diacara perkemahan itu suasana menjadi kurang nyaman bagi keluarga Sri, akhirnya orang tua Sri mengetahui kejadian itu, dan Ayah Sri tak menyukai kejadian itu, walaupun tak terjadi apa-apa pada Sri. Tapi Ibu Sri lebih bisa menghargai dan memaklumi kejadian itu.
Aku dilarang berhubungan dengan Sri, setiap kali kami ingin bertemu selalu di tentang oleh ayahnya. Begitu salahkah diriku ini, akhirnya kami mengambil jalan sembunyi-sembunyi jika ingin bertemu, berkat bantuan dari Ibu Sri kami jadi tetap saling komunikasi. Terimakasih Ibu, engkau begitu memahami kami.
Dan rasa cinta itu pun timbul, kami begitu dekat hingga tak seorang pun bisa mengahalangi kami baik ayahnya pun sekalipun.
Pernah sewaktu-waktu kami bertemu dengan ayah sri, dan ayahnya pun langsung menarik sri agar segera pulang dan jangan pernah menemui aku lagi. Oh Tuhan bagaimana perasaan ini jika tak sehari bertemu Sri, setelah hampir 2 minggu tak bertemu Sri, aku mendengar kabar kalau Sri akan dinikahi oleh pilihan Ayahnya. Sedang Ibu Sri mengetahui bagaimana perasaan Sri terhadap aku, sampai akhirnya ayahnya mengambil keputusan mengusir Sri dan Ibu dari rumah.
Kucari kan kontrak kan untuk tempat tinggal sementara mereka, karena tak mungkin aku untuk membawa Sri dan Ibu nya untuk tinggal di rumah keluarga ku. Kujalani hidup bersama Sri dan Ibu nya disebuah kontrak kan yang sempit dan kecil, hampir minim sekali dan tak layan pakai, tapi bagaimana lagi hanya ini yang bisa kubantu untuk menolong Sri dan Ibunya, maaf kan aku Sri. Aku berjanji akan terus berusaha semaksimal mungkin agar dapat yang lebih baik.
Pernah seketika Ayah Sri mengetahui tempat tinggal kami, dan Ayahnya pun datang beserta Bodyguard,,ketika itu aku bersama Sri sedang berada di Taman, yang letaknya tak jauh dari tempat tinggal kami. Waktu kami pulang Ayah Sri sudah berada di depan pintu rumah kami, dan Sri melarang aku untuk menemui Ayahnya, mungkin Sri merasa takut jika terjadi sesuatu terhadap aku dan ayahnya.
Sri menyuruh ku untuk pulang jangan sampai ayahnya menyadari kepulangan ku, aku berjalan sembunyi-sembunyi agar tak diketahui Ayahnya. Tapi aku penasaran, aku takut terjadi apa-apa dengan Sri. Ternyata yang kupikirkan benar, Sri akan dijual Ayahnya, kuberanikan diri untuk bertemu ayahnya, dan kuberi penjelasan tapi apa yang terjadi ayahnya tak menhiraukan ku, kami bertengkar hebat, hingga beberapa tetes darah mengalir begitu saja di pelipis mataku dan bibirku.
Aku melihat Sri dari kejauhan dia menangis, aku tahu Sri akan merasakan rasa sakit ini, tapi rasa sakit ini bukan apa-apa jika aku harus kehilangan Sri. Sampai akhirnya aku tergeletak begitu saja di lantai dengan bersimpuh darah segar. Dan Sri beserta Ibunya dibawa oleh Ayahnya pulang, entah apa yang akan terjadi dengan Sri dan Ibunya…
Mimpi ini selalu bermula di suatu tempat, seperti tempat yang tak asing bagi diriku, yaa ini rumah ku. Entah menapa tiba-tiba setelah kepulangan kami diacara perkemahan itu suasana menjadi kurang nyaman bagi keluarga Sri, akhirnya orang tua Sri mengetahui kejadian itu, dan Ayah Sri tak menyukai kejadian itu, walaupun tak terjadi apa-apa pada Sri. Tapi Ibu Sri lebih bisa menghargai dan memaklumi kejadian itu.
Aku dilarang berhubungan dengan Sri, setiap kali kami ingin bertemu selalu di tentang oleh ayahnya. Begitu salahkah diriku ini, akhirnya kami mengambil jalan sembunyi-sembunyi jika ingin bertemu, berkat bantuan dari Ibu Sri kami jadi tetap saling komunikasi. Terimakasih Ibu, engkau begitu memahami kami.
Dan rasa cinta itu pun timbul, kami begitu dekat hingga tak seorang pun bisa mengahalangi kami baik ayahnya pun sekalipun.
Pernah sewaktu-waktu kami bertemu dengan ayah sri, dan ayahnya pun langsung menarik sri agar segera pulang dan jangan pernah menemui aku lagi. Oh Tuhan bagaimana perasaan ini jika tak sehari bertemu Sri, setelah hampir 2 minggu tak bertemu Sri, aku mendengar kabar kalau Sri akan dinikahi oleh pilihan Ayahnya. Sedang Ibu Sri mengetahui bagaimana perasaan Sri terhadap aku, sampai akhirnya ayahnya mengambil keputusan mengusir Sri dan Ibu dari rumah.
Kucari kan kontrak kan untuk tempat tinggal sementara mereka, karena tak mungkin aku untuk membawa Sri dan Ibu nya untuk tinggal di rumah keluarga ku. Kujalani hidup bersama Sri dan Ibu nya disebuah kontrak kan yang sempit dan kecil, hampir minim sekali dan tak layan pakai, tapi bagaimana lagi hanya ini yang bisa kubantu untuk menolong Sri dan Ibunya, maaf kan aku Sri. Aku berjanji akan terus berusaha semaksimal mungkin agar dapat yang lebih baik.
Pernah seketika Ayah Sri mengetahui tempat tinggal kami, dan Ayahnya pun datang beserta Bodyguard,,ketika itu aku bersama Sri sedang berada di Taman, yang letaknya tak jauh dari tempat tinggal kami. Waktu kami pulang Ayah Sri sudah berada di depan pintu rumah kami, dan Sri melarang aku untuk menemui Ayahnya, mungkin Sri merasa takut jika terjadi sesuatu terhadap aku dan ayahnya.
Sri menyuruh ku untuk pulang jangan sampai ayahnya menyadari kepulangan ku, aku berjalan sembunyi-sembunyi agar tak diketahui Ayahnya. Tapi aku penasaran, aku takut terjadi apa-apa dengan Sri. Ternyata yang kupikirkan benar, Sri akan dijual Ayahnya, kuberanikan diri untuk bertemu ayahnya, dan kuberi penjelasan tapi apa yang terjadi ayahnya tak menhiraukan ku, kami bertengkar hebat, hingga beberapa tetes darah mengalir begitu saja di pelipis mataku dan bibirku.
Aku melihat Sri dari kejauhan dia menangis, aku tahu Sri akan merasakan rasa sakit ini, tapi rasa sakit ini bukan apa-apa jika aku harus kehilangan Sri. Sampai akhirnya aku tergeletak begitu saja di lantai dengan bersimpuh darah segar. Dan Sri beserta Ibunya dibawa oleh Ayahnya pulang, entah apa yang akan terjadi dengan Sri dan Ibunya…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar